Tetap tenang dan tidak panik
Melihat anak yang marah dan tidak terkendali,memang sangat merepotkan.Terutama saat melihatnya membahayakan anggota tubuhnya,misal berguling-guling dilantai,memukul-mukulkan kepalanya ke dinding atau memukul-mukulkan tangannya ke kepala.Usahakan tetap tenang dan peganglah dia untuk menghindarkannya menyakiti dirinya sendiri.Hindarkan kemarahan mengendalikan emosi anda,karena semakin anda marah maka ulahnya akan semakin menjadi-jadi.Buatlah zona nyaman di sekitarnya.Hindarkan pula campur tangan orang lain yang akan semakin memperburuk keadaan.
Kamis, 26 Januari 2012
Senin, 09 Januari 2012
Tips Mengatasi Kebosanan Makanan pada Anak
1. Bosan dengan menu makan ataupun penyajian makanan.
Menu makan saat bayi (> 6 bl) yg itu-itu saja akan
membuat anak bosan dan malas makan. Belum lagi cara penyajian makanan yg campur
aduk antara lauk pauk spt makanan diblender jadi satu. Sama spt
orang dewasa, kalau kita makan dg menu yg sama tiap hari dan
disajikan dg campur aduk, pasti akan malas makan. Begitu juga dg pengenalan
makanan kasar.
Tips : Tentu saja variasikan menu makan anak. Jika perlu
buat menu makan anak min. selama 1 minggu utk mempermudah ibu mengatur variasi
makanan. Jadi tergantung pinter-pinter- nya ibu memberikan makanan bervariasi.
Spt kalau anak gak mau nasi, kan bisa diganti dg roti, makaroni, pasta, bakmi,
dsb. Penyajian makanan yg menarik juga penting sekali. Jangan campur adukkan
makanan. Pisahkan nasi dg lauk pauknya. Hias dg aneka warna & bentuk. Jika
perlu cetak makanan dg cetakan kue yg lucu.
2. Memakan cemilan padat kalori menjelang jam makan ,
sehingga anak tidak merasa lapar. Seperti permen, minuman ringan, coklat,
hingga snack ber-MSG, dsb. Akibatnya ketika jam makan tiba anak sudah
kekenyangan.
Tips : Atur makanan selingan atau cemilan jauh sebelum waktu
makan tiba. Beri juga cemilan yang sehat spt potongan buah,
sayur
kukus, keju, yoghurt, es krim, cake buatan ibu, dsb.
3. Minum susu terlalu banyak
Susu di banyak keluarga dianggap sebagai makanan dewa yang
bisa menggantikan makanan utama spt nasi, sayur & lauk pauknya Orangtua
cenderung kurang sabar memberikan makanan kasar. Atau orang tua sering takut
anaknya kelaparan, sehingga makanan diganti dengan susu..Akhirnya, daripada
perut si anak tidak kemasukan makanan, diberikan saja susu berlebihan. Padahal
setelah anak berusia 1th, kehadiran susu dalam menu sehari-hari bukanlah hal
wajib. Secara gizi, susu hanya untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan fosfor
saja. Kan kalsium dan fosfor ini dengan mudah kita dapatkan
dalam ikan-ikanan, sayur & buah.
Tips : Kurangi susu ! Di atas usia 1 tahun kebutuhan susu
hanya 2 gelas sehari. Mulailah melatih anak dg berbagai jenis makanan. Ubah
pola pikir orangtua.
4. Terpengaruh kebiasaan orang tuanya.
Anak suka meniru apa yang dilakukan oleh anggota keluarga
lainnya, terutama orang tuanya. Banyak perilaku yg dilakukan ortunya
ygmempengaruhi perilaku makan anak. Mis. anak yang tumbuh dalam
lingkungan keluarga yang malas makan (ex. diet), akan
mengembangkan perilaku malas makan juga. Perilaku lainnya, sering kita jumpai
orang tua masih menyuapi anak yang sudah kelas V SD. Akibatnya anak gak
terlatih untuk bisa makan sendiri. Perilaku makan yang kurang pas juga spt
kebiasaan ortu ketika menenangkan anak yg sedang rewel dengan cara membelikan
jajanan yang padat kalori (permen, minuman ringan, coklat, dsb.). Akibatnya
anak kekenyangan & malas makan.
Tips :
Perhatikan & ubah kebiasaan & perilaku orang tua
kapanpun, termasuk perilaku makan. Ingat, anak merekam, belajar &
menerapkan semua hal yg ia dapat dari lingk sekitarnya, terutama ortunya.
Biarkan anak mencoba memakan makanan sendiri sejak dini, tanpa disuapi. Gak
perlu takut berantakan. Feeding is about learning.
5. Munculnya sikap negativistik รจ fase normal yg dilewati
tiap anak.
Pada usia >2 th, anak sering membangkang / tidak mau
patuh. Saat makan tiba, anak terkadang bilang gak mau, makanannya suka dilepeh
atau dilempar, dsb. Ini disebut sikap negativistik. Sikap negativistik
merupakan fase normal yg dilalui tiap anak usia balita. Sikap ini juga suatu
bagian dari tahapan perkembangannya untuk menunjukkan keinginan untuk
independent . Jadi batita umumnya ditandai dengan AKU, artinya segala
sesuatunya harus berasal dari AKU bukan dari orang lain; intinya power. Nah
banyak ortu yg gak memahami hal ini, sehingga lantaran khawatir kecukupan gizi
anak tidak terpenuhi, orang tua biasanya makin keras memaksa anaknya makan. Ada
ortu yg mengancam anaknya bahkan memukul. Cara2 tsb harus dihindari.
Justru semakin anak pd usia ini dipaksa, justru akan makin
melawan (sebagai wujud negativistiknya) . Realisasinya apalagi kalau bukan
penolakan terhadap makanan. Bisa dimaklumi kalau ada orang yang
sampai dewasa emoh makan nasi atau sama sekali tak menyentuh
daging. Bisa jadi sewaktu masih kecil yang bersangkutan sempat mengalami trauma
akibat perlakuan orang tuanya yang selalu memberinya makan secara paksa.
Tips : Pahami kondisi anak dg baik. Jadilah ortu yg
otoritatif. Artinya bersikap tidak memaksa, tetapi juga tidak membiarkan begitu
saja. Bina komunikasi yg baik dg anak. Bersabarlah menghadapi anak.
Kan rumah adalah madrasah pertama & utama bagi anak.
6. Anak sedang sakit / sedih
Anak tidak mau makan dapat juga disebabkan krn anak sedang
sakit atau sedang sedih. Kalau semula anak terlihat aktif, riang dan cerewet,
maka di kala sakit ia lebih suka diam dan terlihat malas-malasan.
Tips : Kembali pada konsep bina komunikasi yg baik. Jangan
paksakan anak kalau gakmau makan. Beri makanan ringan yg padat kalori, spt
makaroni skutel, dsb.
Yg jelas dan perlu diingat baik2 oleh tiap ortu adalah,
seberapapun anak gak mau / susah makan, ia tidak akan membiarkan dirinya
kelaparan ! Selama mentalnya sehat. Artinya, begitu ia kelaparan, maka ia akan
makan.
Tetap kreatif mengolah & menyajikan makanan, bina
komunikasi yg baik, terus belajar menjadi ortu & memahami kondisi anak, dan
bersabar.
Langganan:
Postingan (Atom)